Rabu, 29 April 2015

Mau Gigi Sehat? Ini Tipsnya

Gigi Ku Bagus - Ingin memiliki senyum cantik yang menampakkan barisan gigi yang sempurna? Untuk itu, Anda harus menjaga kesehatan mulut dan gigi Anda. Gigi yang bersih dan putih tentu akan mempercantik senyum Anda. Nah, berikut adalah enam tips menjaga kesehatan gigi dan membuatnya tetap bersih.

1. Menyikat gigi secara teratur
Sikatlah gigi Anda minimal dua kali sehari. Anda disarankan untuk menyikat gigi 30 menit setelah makan makanan manis. Menyikat gigi dapat membantu untuk menghilangkan partikel makanan yang menempel di gigi. 

2. Benang gigi
Bersihkan gigi dengan benang setidaknya sekali sehari untuk membantu membersihkan sisa makanan menempel di gigi. Sebab, menyikat gigi saja tidak cukup untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang terselip di sela gigi. 

3. Periksa 6 bulan sekali
Untuk menghindari kerusakan gigi lebih lanjut, Anda disarankan untuk pergi ke dokter gigi 6 bulan sekali. Mencegah lebih baik daripada mengobati!

4. Makanan sehat untuk gigi
Anda harus mengurangi konsumsi junk food atau makanan ringan yang digoreng karena itu tidak baik untuk tubuh dan gigi Anda. Untuk menguatkan gigi, konsumsi makanan yang mengandung Vitamin C, Kalsium, dan Fosfor. 

5. Membersihkan lidah secara teratur
Kuman di lidah bisa merusak kesehatan gigi. Setelah selesai menyikat gigi, pastikan juga untuk membersihkan lidah Anda.

Senin, 27 April 2015

Begini Cara Atasi Gigi Ngilu Akibat Gigi Sensitif

Gigi Ku Bagus - Bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, studi kualitatif yang dilakukan Universitas Sheffield, Inggris, bekerja sama dengan GSK mengungkap bahwa gigi sensitif berdampak negatif dalam kehidupan sehari-hari. 

Akhir pekan merupakan kesempatan bagi Fenita Arie dan keluarga untuk berwisata kuliner. Sayang keluhan ngilu akibat gigi sensitif acap kali mengganggu kegiatannya tersebut. ”Kami sekeluarga senang mencoba restoran baru. Tapi jadi enggak happy karena susah menikmati. Memang sih keluhan ini (gigi ngilu) datang dan pergi, tapi lama kelamaan jadi sering,” keluh ibu dua anak ini dalam acara konferensi pers Sensodyne Enjoy Tanpa Ngilu!di Tangerang Selatan, beberapa waktu lalu. 

Keluhan ini dia konsultasikan ke dokter gigi untuk minta ditambal, tetapi dokter mengatakan bahwa penyebabnya bukan lubang di gigi melainkan email yang tipis. Fenita mengaku salah satu bagian giginya agak meregang akibat tidak tuntas memakai kawat gigi. ”Akibatnya gusi saya menjadi turun,” ujarnya. Apa yang Fenita alami ternyata juga banyak dialami masyarakat umum. Memang gigi ngilu memang dapat membuat momen kebersamaan terganggu. 

”Ciri utama gigi sensitif adalah rasa sakit yang pendek dan tajam saat terkena rangsangan. Namun, keluhan ini biasanya hilang sehingga banyak orang merasa tidak perlu menindaklanjuti,” kata drg Jehezkiel Martua dari GlaxoSmithKline (GSK) Oral Health Care Expert Marketing. Pemicu kondisi tersebut adalah email gigi yang menipis karena gusi yang turun sehingga akar gigi atau dentinterekspos. 

Dentinini memiliki saluran-saluran yang sangat kecil yang langsung berhubungan dengan saraf gigi. Penyebabnya berbagai macam. Menurut dokter gigi yang akrab disapa Eki ini, kebiasaan menyikat gigi yang salah juga lama kelamaan membuat gusi turun. Penyebab lain adalah proses pemutihan gigi karena bahannya bersifat asam sehingga lapisan email akan menipis. Problem kesehatan ini dapat melanda berbagai usia, tapi kebanyakan adalah mereka yang masih berusia produktif, baik pria atau wanita. 

”Hampir 43% populasi pernah mengalami gigi sensitif. Ini tentu mengganggu karena karakter orang Indonesia itu doyan makan, di acara apa pun pasti ada makan-makannya,” kata Danny Hadhyan, Marketing Director GSK. Bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, dalam studi kualitatif yang dilakukan oleh Universitas Sheffield, Inggris, bekerja sama dengan GSK, disebutkan gigi sensitif berdampak negatif dalam kehidupan sehari-hari. ”Kondisi ini berdampak pada aspek fungsional, emosional, dan sosial. Dampak fungsional misalnya kita jadi takut sikat gigi di bagian yang ngilu,” kata Eki. 

Karena dihantui rasa ngilu, Eki menyebutkan, kita pun membatasi diri untuk menikmati makanan dan minuman. Akibatnya bisa saja kebutuhan nutrisi jadi kurang tercukupi. Sementara, dampak emosional juga sangat jelas dan nyata dirasakan. Misalnya rasa terganggu oleh rasa ngilu yang tiba-tiba datang, rasa kesal karena tidak bisa menikmati makanan dan minuman favorit, hingga merasa terganggu karena harus menyusun strategi dalam mengatasi rasa ngilu, seperti mengubah cara makan dan minum. 

Para ahli di MayoClinic menegaskan, jika selama menyikat gigi, mengunyah atau minum Anda menghindari tempat yang sensitif ini karena rasa ngilu, berarti Anda memerlukan pengobatan. Untuk diketahui, rasa ngilu pada gigi bukan hanya karena gigi sensitif, karenanya harus konsultasikan. Adapun drg Laura Zaizavonna selaku GSK Oral Care Expert Marketing Consultant mengatakan, ada enam cara yang dapat dilakukan untuk menangani gigi sensitif. Nah yang utama pastinya dengan menyikat gigi dua kali sehari. 

Kemudian menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif, menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut, tidak melakukan penyikatan gigi dengan tekanan berlebih, menghindari kebiasaan menggertakkan gigi, dan memeriksakan kondisi gigi ke dokter gigi secara rutin enam bulan sekali. Laura mengingatkan untuk menggosok gigi selama minimal dua menit, dengan gerakan memutar atau vertikal dari batas gusi hingga ujung gigi. 

Hindari gerakan horizontal karena cenderung akan mengikis leher gigi sehingga mudah terserang gigi sensitif. Batasi pula makanan yang sifatnya terlalu asam. Sebaliknya, tambahkan makanan berkalsium tinggi, seperti susu dan keju dalam diet Anda. Selain itu, tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan atau minuman panas dan dingin secara beriringan. Sebab, saraf gigi butuh penyesuaian suhu. 

Salah satu inovasi mengatasi gigi sensitif adalah dengan menggunakan pasta gigi yang berteknologi NovaMin, yang mampu membentuk kembali lapisan mineral gigi yang alami untuk melindungi area gigi yang sensitif. Teknologi ini bekerja secara alami saat bercampur dengan air liur di dalam mulut. 

”Reaksi kimia dari NovaMin ketika berkontak langsung dengan air liur, ia akan menaikkan Ph mulut. Nah yang menyebabkan ion kalsium dan fosfat melepas dan membantu pembentukan kembali lapisan mineral gigi pada dentinyang terbuka,” kata Laura. 

Sumber Koran SINDO

Bagaimana Gigi Menjadi Gigi Sensitif

Gigi Ku Bagus - Banyak pilihan pasta gigi. Satu rumah sering kali menggunakan satu pasta gigi yang sama. Anda yang tak sensitif giginya bisa saja menggunakan pasta gigi sensitif. Sehingga khawatir gigi Anda lama-kelamaan menjadi sensitif.

Tapi menurut drg Saiful SpOrt kebiasaan menggunakan pasta gigi sensitif ternyata aman.

“Perlu diketahui penyebab gigi sensitif karena adanya penipisan di lapisan paling luar gigi atau email gigi. Sehingga lapisan tengah gigi yang disebut dentin gigi menjadi terbuka dan tampak terjadi penurunan gusi,” jelas dokter dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjaharanie (AWS) tersebut.

Dentin atau yang disebut dengan leher gigi, rawan menjadi sensitif apabila terkena rangsangan dari makanan atau minuman yang dingin atau panas. Hal tersebut karena lapisan di leher gigi sangat tipis dan menyambung ke ujung saraf gigi.

“Saat ada rangsangan dari makanan dan minuman, ujung saraf langsung bereaksi dan memicu rasa ngilu yang tajam. Selain makanan dan minuman, udara dingin pun dapat membuat gigi sensitif terasa ngilu. Pengendara roda dua yang mungkin sering mengalami,” ujarnya.

Saiful juga menyebut kebiasaan buruk cara menyikat gigi yang kurang tepat menjadi faktor gigi sensitif.

“Gerakan menyikat gigi yang tepat adalah dengan memutar sikat gigi dari atas ke bawah untuk rahang atas, dan rahang bawah sebaliknya. Gerakan sikat gigi yang salah akan meninggalkan karang gigi, bila dibiarkan dapat menumpuk dan mendesak gusi,” papar Saiful.

Menyikat gigi dengan tekanan kuat menyebabkan penipisan lapisan email gigi. Upaya menyikat gigi sebersih mungkin dan terlalu sering juga membuat dentin gigi Anda terbuka. “Lebih baik menyikat rutin dengan perlahan dan gerakannya benar. Gunakan pula sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut,” ujarnya.

Gigi sensitif, lanjut Saiful memang tidak akan menimbulkan efek yang dapat memperburuk kesehatan gigi dan mulut, seperti kematian gigi yang akan menyebabkan infeksi gigi.

“Tetapi, rasa ngilu yang berkepanjangan akan membuat Anda tidak nyaman dan kesulitan untuk makan atau minum. Lebih baik segera diobati, biasanya dokter akan memberi penguat untuk lapisan gigi dan obat anti ngilu. Penggunaan gigi sensitif juga bisa dilakukan tetapi hanya untuk tahap awal, bila ngilu berlanjut pasta gigi tersebut tidak banyak membantu,” tegas Saiful.

Sabtu, 25 April 2015

Atasi Sakit Gigi Obat-Obatan Alami

Gigi Ku Bagus - Tak selalu perlu minum obat kimia untuk menghilangkan sakit gigi sebab ada juga bahan alami yang ampuh menghilangkan penyakit ini. Cenut-cenut di gigi memang mengganggu sekali, apalagi jika suasana sekitar sedang berisik. Deritanya pasti dapat membuat Anda naik darah dengan mudah, kan?

Tapi jangan khawatir sebab ada beberapa obat tradisional alami yang bisa Anda gunakan untuk menghilangkan sakit gigi tersebut. Dilansir oleh laman Vemale, ini dia obat sakit gigi alami:

Garam dan lada
Garam berperan sebagai antiseptik, sama seperti lada juga. Ambil lada bubuk dan campur dengan garam halus hingga menjadi pasta, ditambah sedikit air. Gunakan untuk mengompres bagian gigi yang sakit, atau gusi yang bengkak tersebut. Bilas setelah 5 menit, dan ulangi 3 kali sehari.

Cengkeh
Cengkeh banyak mengandung zat yang berfungsi sebagai anti inflamasi, antibakteri, antioksidan dan anestesi. Anda tinggal menghaluskannya, lalu beri beberapa tetes minyak kelapa. Gunakan Cotton bud untuk mengoleskan cengkeh tersebut ke gigi yang sakit. Diamkan sejenak, jangan sampai tertelan. Kumur-kumur setelah beberapa menit.

Bawang putih
Bawang putih pun bermanfaat sebagai antibakteri. Cara memakainya adalah dengan cara dihaluskan dan bubuhkan pada gigi yang sakit. Diamkan beberapa saat di gigi, kemudian kumur-kumur hingga bersih. Ulangi 3-4 kali sehari hingga sakit gigi hilang.

Selamat mencoba, semoga sakit gigi Anda segera hilang.

Sumber sidomi

Obati Rematik dan Sakit Gigi Dengan Kunyit

Gigi Ku Bagus - Kurkumin, pigmen kuning dari kunyit, telah lama digunakan untuk tujuan kesehatan dalam pengobatan Cina dan Ayurvedic.

Di antaranya untuk kondisi:
- pencernaan dan hati,
- kesulitan menstruasi,
- sakit gigi,
- Bahkan banyak yang mengatakan bahwa kunyit juga manjur untuk mengatasi rematik.

Hasil Penelitian

Para ilmuwan dari University of Arizona College of Medicine menyatakan bahwa kunyit dapat membantu mengatasi penyakit lain. Penyakit tersebut, yakni rheumatoid arthritis dan osteoporosis.

Itu terjadi karena ekstrak kurkuminoid yang ada pada kunyit mampu menghambat faktor NF-KB pada sendi. Ketika diaktifkan, faktor NF-KB bisa menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sendi.

Oleh sebab itu, kunyit dapat membantu menurunkan rasa sakit dan pembengkakan, meningkatkan mobilitas sendi. Juga mencegah keropos tulang.

Kurkumin juga dikenal sebagai antioksidan yang kuat. Antioksidan dapat melindungi sel-sel dari serangan radikal bebas.

Perlu diketahui, radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel dan penurunan sistem kekebalan tubuh yang selanjutnya menimbulkan infeksi, penyakit degeneratif, dan kanker.

Dengan demikian, antioksidan seperti kurkumin memainkan peran kunci untuk menangani radang sendi dan juga dapat membantu untuk mencegahnya.

Sumber klikdokter.com

Cara Merawat Gigi dengan Benar

Gigu Ku Bagus - Sebagian besar masyarakat Indonesia memang menyikat giginya secara rutin, tetapi hanya sedikit sekali yang melakukannya dengan benar. Padahal, perawatan gigi dan mulut yang tepat berkaitan erat dengan kesehatan.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2014 memperlihatkan sekitar 94,2% masyarakat Indonesia menyikat gigi setiap hari, tetapi hanya 2,3% yang melakukannya dengan benar, setelah makan pagi dan sebelum tidur malam. Sebagian besar penduduk Indonesia menyikat gigi saat mandi pagi maupun sore.

“Cara menyikat gigi yang benar harus diperhatikan,” kata Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti Melanie S. Djamil, belum lama ini.

Dia menjelaskan cara menyikat gigi yang benar yaitu dimulai dari arah gusi ke gigi, atau dengan prinsip merah-putih. Merah untuk melambangkan gusi dan putih untuk melambangkan gigi. Selain itu, lakukan pula gerakan memutar dengan mulut tertutup.

Hal lain yang harus menjadi perhatian adalah tidak boleh menggunakan sikat gigi yang sama lebih dari tiga bulan, sesuai anjuran American Dental Association (ADA). Mengapa? Ingatlah bahwa bulu sikat gigi menjadi tempat bersarangnya bakteri.

Peneliti dari the University of Manchester menemukan lebih dari 200 juta bakteri pada bulu sikat gigi, termasuk E.coli dan staphylococci. Bakteri sangat mudah dan cepat berkembang biak termasuk pada sikat gigi karena kondisi lembab, khususnya sikat gigi yang tidak terawat dan terlalu lama digunakan. Bakteri bisa pindah dari sikat gigi ke tubuh manusia melalui rongga mulut dan menimbulkan penyakit.

Dalam memilih sikat dan pasta gigi, kebanyakan orang Indonesia mengikuti kebiasaan keluarganya, tanpa tahu sikat atau pasta gigi mana yang paling tepat digunakan.

Perempuan yang akrab disapa Prof. Mel itu mengatakan sikat gigi yang baik memiliki ujung kepala yang mengecil sehingga bisa menjangkau bagian mulut belakang. Sikat gigi juga sebaiknya berbulu lembut agar tidak melukai gusi. Untuk gagangnya, pilih yang tidak terlalu berlekuk dengan ukuran yang sesuai dengan bentuk genggaman tangan. Menggunakan sikat gigi yang kurang tepat bisa merusak gigi.

Selain sikat gigi, pemilihan pasta gigi juga tidak kalah penting. Sebaiknya, perhatikan betul kandungan dan manfaatnya agar sesuai dengan kondisi gigi dan mulut.

Dia menjelaskan sisa makanan di dalam mulut akan berubah menjadi asam, sedangkan gigi sangat rentan akan serangan asam. Jika gigi terpapar asam terus menerus, kalsium gigi akan mengeropos dan gigi cepat rusak.

Oleh karenanya, penting agar masyarakat menggunakan pasta gigi yang dapat melindungi dari serangan asam tersebut yaitu dengan kandungan System Protective Layer (SPL).

Perempuan berjilbab ini tidak menganjurkan untuk bergonta-ganti pasta gigi dalam waktu cepat. “Beri waktu kerja dulu pasta giginya, masa belum memberi efek sudah ganti lagi,” katanya.

Jika perawatan gigi sudah dilakukan dengan benar, jangan lupa memperhatikan perawatan lidah. Lidah yang tidak pernah dibersihkan dalam waktu yang lama bisa saja akan mengalami kesulitan dalam mengecap. Cara membersihkan lidah yaitu menyikatnya dengan sikat gigi.

Nah, mulai sekarang, cobalah untuk selalu mengingat bahwa perawatan gigi dan mulut yang tepat akan membantu pemiliknya terhindar dari masalah yang menganggu seperti gigi berlubang atau bau mulut.

Sumber Bisnis.com

Pemakai Kawat Gigi Harus Jaga Kesehatan Mulut

Gigi Ku Bagus Untuk memperbaiki struktur gigi yang berantakan, pemakaian kawat gigi atau behel bisa menjadi pilihan. Sayangnya kawat gigi yang menempel justru mudahkan terjadinya penumpukan plak di gusi.

Sandra Olivia, dokter gigi spesialis Periodonsi dari Illena Dental Clinic mengatakan, plak yang menumpuk di gusi tersebut lama-kelamaan bisa membentuk karang gigi. Bila tidak ditangani, masalah ini bisa meningkatkan risiko radang gusi dan kerusakan tulang penyangga gigi. Lama-kelamaan gigi akan goyang dan akhirnya tanggal (copot).

"Karang gigi terbentuk dari plak sisa makanan yang menempel dan mengeras. Pada orang-orang yang memakai kawat gigi, karang gigi bisa lebih mudah terbentuk. Makanya mereka jadi lebih sering punya masalah bau mulut," kata Sandra Olivia di Jakarta, Jum'at (24/4).

Karena itu, lanjut Sandra, pembersihan gigi pada orang-orang yang memakai kawat gigi harus lebih sering dilakukan. "Penggunaan sikat gigi juga harus yang khusus. Sebaiknya gunakan benang gigi (flossing) untuk membersihkan bagian yang sulit dijangkau," imbuhnya.

Kontrol rutin ke dokter gigi juga tak boleh diabadikan. Lakukan setidaknya satu bulan sekali. "Selain ke orthodontist, orang yang memakain kawat gigi juga perlu kontrol ke spesialis periodonsi, supaya kondisi gusi dan tulang penyangga giginya tetap terkontrol," pesan Sandra.

Sumber Berita Satu

Jumat, 24 April 2015

Pentingnya Rekam Medis Gigi

Gigi Ku Bagus - Rekam medis gigi sangatlah penting sebagai basis data pribadi seseorang sebagai bahan identifikasi jika mengalami musibah. Namun kesadaran rekam medis gigi masih rendah. Bahkan, kasus kesakitan gigi masih tinggi karena kesadaran pemeriksaan gigi sejak dini belum optimal.

"Sampai saat ini angka kesakitan gigi di masyarakat masih cukup tinggi mencapai 35,9 persen dari jumlah penduduk. Bahkan, di DIY problem gigi dirasakan hampir 32,1 persen dari penduduk karena perawatan gigi yang belum benar," ungkap Achmad Syaifi.

Berkaitan hal itu, di bawah kepengurusannya, PDGI Sleman siap menggiatkan gerakan sosial penyadaran deteksi sakit gigi, serta edukasi pentingnya menjaga kesehatan gigi.

Risiko Pasang "Behel" di "Ahli Gigi"

Gigi Ku Bagus - Pemasangan kawat untuk merapikan susunan gigi memang tidak boleh dilakukan sembarangan. Orang yang berkompeten melakukannya haruslah dokter gigi spesialis orthodontist. Namun karena biayanya tidak murah, kebanyakan masyarakat lebih memilih datang ke 'ahli gigi'.

Dokter gigi dari Illena Dental Clinic, Sandra Olivia mengatakan, pemasangan kawat oleh 'ahli gigi' yang tidak memiliki latar belakang kedokteran gigi sebetulnya sangat berbahaya. Risiko munculnya masalah gigi dan gusi akan lebih besar.

"Adanya benda asing di dalam mulut seperti kawat gigi akan memudahkan terjadinya penumpukan plak di gusi. Sementara plak merupakan penyebab munculnya radang gusi. Makanya, pemasangan kawat gigi ini tidak boleh sembarangan," kata Sandra di Jakarta, Jumat (24/4).

Selain itu, pemasangan kawat gigi secara sembarangan juga dapat meningkatkan risiko gigi tanggal atau copot.

"Pada orang dewasa, kalau sudah copot giginya tidak akan bisa tumbuh lagi. Ini tentunya bisa mengganggu penampilan dan aktivitas sehari-hari," ujarnya.

Ingin Gigi Putih, Lakukan ini

Gigi Ku Bagus - Punya masalah dengan warna gigi? Sekadar menyikat atau melakukan pemutihan gigi terkadang kurang maksimal hasilnya jika Anda masih hobi mengonsumsi makanan lengket dan minuman berwarna. Anda bisa mengatasi masalah warna gigi dengan trik berikut ini.

1. Makanan yang lengket dan berwarna gelap akan menempel di gigi. Jika dikonsumsi dalam keadaan hangat, makanan tersebut akan meresap ke gigi dan menciptakan noda lebih dalam. Untuk meminimalisasi efek warna pada gigi Anda, selingi setiap gigitan dengan berkumur air selama beberapa detik.

2. Sama seperti makanan, minuman berwarna akan menodai gigi. Gunakan sedotan saat meminum kopi atau tambahkan susu pada kopi. Susu akan melindungi gigi dari asam kopi yang merusak gigi.

3. Gunakan benang gigi atau mouthwash untuk membersihkan sisa kotoran sesudah makan. Setelah makan, tunggu 30 menit untuk menggosok gigi.

Merekayasa Gigi untuk Senyum Cantik Bak Selebriti

Gigi Ku Bagus - Pernah merasa tidak puas dengan senyuman sendiri ketika di foto? Atau merasa gigi dan senyuman tidak cukup memuaskan hati?

Saat ini dengan berkembangnya teknologi semua dapat direkayasa, termasuk senyuman. Namun bukan dengan peranti lunak yang ada di gawai Anda, tapi dengan rekayasa yang sifatnya permanen, yaituDentist and Digital Smile Design. Drg. Syanti Wahyu baru membuka praktik rekayasa senyum dengan merubah bentuk gigi ini beberapa tahun belakangan, namun namanya sudah merebak sebagai pakar ahli rekayasa senyuman.

"Saya menggunakan piranti lunak khusus untuk mendesain bentuk gigi sesuai dengan karakter dari pasien guna menghasilkan senyuman yang memuaskan," kata Syanti ketika ditemui dalam acara Femaledev di kawasan Senayan, Jakarta Selatan (21/4).

Dokter gigi yang membuka praktik di Bethasaida Hospital, Serpong, ini mengaku telah banyak pasien dengan berbagai keluhan dan kondisi gigi yang telah ia tangani. Mulai dari merapatkan gigi, memperpanjang gigi, membuat atau menghilangkan gingsul pun dia sanggup. Hasilnya? 90 persen pasien puas dengan senyuman barunya.

Syanti tidak menggunakan kawat gigi untuk merekayasa bentuk gigi. Ia pertama-tama berusaha mengenali karakter pasien dan bentuk senyuman yang diinginkan oleh pasien. Termasuk dari bentuk gigi, warna gigi, hingga ukuran dari gigi yang kemudian disesuaikan dengan karakteristik pasien.

Dokter ini rupanya mampu melihat karakteristik pasien hanya dari bentuk gigi asli yang tumbuh, dan juga cara dari pasien berbicara serta mengungkapkan keinginannya. Syanti memiliki trik berupa rumus karakter manusia berdasarkan bentuk gigi yang tumbuh.

Syanti bukan dukun yang mampu dengan sekali melihat langsung mengetahui karakter pasien, tetapi melalui bantuan video yang ia rekam saat pasien pertama kali datang berkonsultasi yang kemudian ia analisis.

Setelah ia mengetahui karakteristik pasien dan keinginannya, Syanti lalu meramu bentuk gigi baru dengan piranti khusus. Kemudian ia buat bentuk 'uji coba' gigi tersebut untuk kemudian sang pasien coba.

"Biasanya ada dua kali uji coba, pada uji pertama jika pasien masih ada keluhan maka akan diperbaiki, namun jika sudah terpesona dengan hasilnya maka akan langsung diproses untuk eksekusi perubahan gigi pasien," kata Syanti.

Butuh total kira-kira tiga hingga empat pekan bagi pasien untuk mendapatkan bentuk senyuman yang memuaskan. Setiap kali uji coba, Syanti pun tak lupa merekam senyuman baru dengan kamera, baik untuk keperluan pembentukan gigi ataupun untuk keperluan pasien.

Proses 'eksekusi' perubahan gigi sendiri hanya membutuhkan waktu tiga hingga empat jam, dan pasien pun sudah mendapatkan senyuman permanen sesuai dengan yang diinginkan.  Gigi baru tersebut hanyalah tempelan baru dari bahan khusus di atas gigi asli yang bersifat permanen dan berbentuk sesuai dengan yang diinginkan.

Bila sudah memiliki senyuman baru, Syanti biasanya sudah mewanti-wanti pasien untuk mengikuti serangkaian pantangan. Namun bukan pantangan makanan, tetapi lebih kepada pantangan perilaku yang membuat gigi baru tersebut pecah, seperti kebiasaan mengigit benda keras.

Jika Syanti menemukan pasien yang memiliki kebiasaan tersebut, ia menuntut pasien untuk mengurangi kebiasaan tersebut. Jika sudah Syanti rasa berkurang dan aman, barulah ia melakukan proses rekayasa.

Dalam menjalani proses rekayasa gigi yang membutuhkan dana paling sedikit Rp 60 juta hanya untuk gigi bagian atas ini, bagian uji coba diakui Syanti tak ia pungut biaya. Namun, Syanti begitu yakin pasiennya akan kembali datang untuk melanjutkan proses rekayasa.

"Resiko kemudian tidak lagi melanjutkan pasti ada, dan saya tidak ingin memaksa, namun ketika mereka sudah puas akan hasil uji coba pertama, biasanya akan kembali lagi meskipun mereka bilang kepada saya akan menabung untuk biaya rekayasa." kata Syanti.  Hasil rekayasa senyuman ini diakui Syanti sanggup bertahan sepuluh hingga 15 tahun dengan perawatan dan kontrol yang baik. Bagaimana, tertarik merekayasa senyuman Anda?

Sumber CNN

Senin, 20 April 2015

Cara Putihkan Gigi Menggunakan Belimbing


Gigi ku bagus - Bukan hanya artis, masyarakat awam pun kini semakin banyak yang ingin memiliki gigi yang putih untuk membuat tampilan senyum lebih menarik.

Gigi yang mengalami perubahan warna, disebut juga diskolorasi gigi, dapat dirawat dengan perawatan pemutihan gigi (dental bleaching).

Perawatan ini umumnya dilakukan dengan menggunakan bahan kimia, seperti hidrogen peroksida.

Bahan kimia yang digunakan pada prosedur dental bleaching ternyata dapat menyebabkan efek samping, di antaranya gigi menjadi sensitif dan iritasi pada gusi.

Maka dari itu banyak penelitian yang mencoba mencari bahan alami sebagai alternatif bahan kimia pemutih gigi.

Buah strawberry disebut-sebut sebagai salah satu cara alami yang dapat membuat gigi menjadi lebih putih.

Dari penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini mengungkapkan bahwa buah belimbing juga berpotensi untuk dijadikan bahan pemutih gigi.

Belimbing yang digunakan dalam penelitian ini adalah belimbing wuluh atau disebut juga belimbing asam (Averrhoa bilimbi), yang banyak digunakan dalam berbagai masakan tradisional Indonesia.

Buah ini mengandung asam oksalat dan peroksida, yang diharapkan dapat beraksi sebagai pemutih gigi.

Penelitian eksperimental laboratorik ini membandingkan efektivitas aplikasi bahan karbamida peroksida 10 persen dengan belimbing wuluh.

Hasilnya ternyata gigi yang diaplikasikan dengan belimbing wuluh mengalami perubahan warna menjadi lebih putih secara signifikan, meski efeknya belum dapat menyaingi karbamida peroksida.

Tentu masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut dalam pemakaian belimbing wuluh sebagai agen pemutih gigi, sebelum dapat digunakan oleh dokter gigi atau konsumen di pasaran.

Minggu, 19 April 2015

Bahaya Putihkan Gigi Secara Instan

Gigi Ku Bagus - Tren memutihkan gigi secara instan sepertinya harus Anda pikirkan kembali. Bahan peroksida yang biasanya digunakan untuk memutihkan itu bisa merusak sel di gigi dan gusi.

Begitu disampaikan Prof. Dr. drg. Melanie S. Djamil, MBiomed FICD Lab BioCORE dari Fakultas Kedokteran Gigi Trisakti saat ditemui wartawan saat edukasi kesehatan gigi dan mulut di Jakarta, ditulis Kamis (16/4/2015).

"Memutihkan gigi secara instan, bahaya karena mengandung peroksida. Bahan ini bisa merusak sel gigi dan gusi. Dan bila digunakan berlebihan,  berisiko menyebabkan penyakit mulut, gigi yang sensitif dan iritasi mulut," katanya.

Melanie menambahkan, memutihkan gigi juga tak bisa hanya dengan menggunakan pasta gigi 'whitening'. Yang bisa dilakukan agar gigi tidak kuning, yaitu cukup menjaganya dengan menghindari rokok dan membatasi konsumsi teh atau kopi.

Kamis, 16 April 2015

Penyebab Penurunan Gusi yang Bisa Bikin Gigi Ngilu

Gigi Ku Bagus - Tak hanya menipisnya lapisan email gigi yang bisa membuat gigi menjadi sensitif dan sering ngilu. Penyebab lainnya ternyata datang dari kondisi gusi yang tidak sehat. 

Penurunan gusi pun menjadi pencetus ngilu yang dirasakan oleh gigi. Saat penurunan gusi terjadi, lama-kelamaan akar gigi mulai terekspos. Akibatnya, rangsang panas, dingin, atau asam bisa langsung mengenai saraf dan timbullah rasa ngilu yang berlebihan. 

Bahkan dalam kondisi yang lebih parah, penurunan gusi bisa menyebabkan masalah yang lebih serius lagi. "Kalau gusinya terus turun, giginya akan goyang dan lama kelamaan bisa copot," kata dokter gigi Jehezkiel Maratua, saat ditemui di kawasan Serpong.

Dokter yang akrab disapa Eki itu menjelaskan, salah satu penyebab dari penurunan gusi adalah pemakaian kawat gigi. "Kalau pakai kawat itu kan ditarik. Artinya ada pergerakan tulang pergeseran tulang," ujarnya. "Nah, itu gusinya bisa turun," katanya menambahkan. 

Penurunan gusi atau disebut resesi gingiva juga disebabkan beberapa hal lainnya. Eki menjelaskan faktor usia pun berpengaruh. "Semakin lanjut usianya, kekuatan tulang (gigi) semakin berkurang, akibatnya gusi turun," ujarnya. 

Menumpuknya sisa makanan pada gigi dan celah gusi juga menjadi masalah lainnya. Cara membersihkan gigi yang tidak benar membuat sisa makanan menumpuk, yang akhirnya menjadi plak dan lama kelamaan menjadi karang gigi. 

Kebiasaan menyikat gigi yang terlalu keras pun dinilai bisa membuat gusi menurun. Pasalnya, jika tekanan terlalu besar, akan mengganggu struktur gigi. 

Cara paling mudah untuk menghindari penurunan gusi adalah dengan menyikat gigi secara rutin dua kali sehari. Setelah sarapan dan sebelum tidur. Menyikat gigi terlalu sering juga tidak baik untuk kesehatan gigi. 

Sikat Gigi yang Sudah 'Megar' Bikin Gigi Cepat Berlubang

Aktivitas menyikat gigi walaupun sudah membudaya di Indonesia, tapi tetap belum menghindarkan masyarakat dari gigi berlubang. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang salah melakukan teknik penyikatan gigi.

Data Riset Kesehatan Dasar Litbang Kementerian Kesehatan tahun 2013 menyatakan bahwa 72 persen masalah gigi adalah gigi berlubang.

"Gigi berlubang karena dua kemungkinan. Waktu menyikat gigi yang tidak tepat, dan menggunakan pasta dan sikat gigi yang tidak tepat. (Sikat dan pasta gigi yang salah) daya bersihnya menurun 53 persen," jelas Melanie S Djamil dari dokter gigi sekaligus pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Trisakti, saat ditemui di Hotel Double Tree, Jakarta, Selasa (14/4).

Menurut Melanie, sikat gigi sebaiknya diganti setiap tiga bulan sekali. Karena pemakaian lebih dari tiga bulan bisa menyebabkan struktur bulu sikat berubah, seperti menjadi ‘megar’ atau lebih renggang.

“Bulu sikat gigi yang 'megar' lebih berisiko meningkatkan radang gusi," ujar Melanie melanjutkan.

Sayangnya, berdasarkan data Nielsen tahun 2014, rata-rata orang Indonesia baru mengganti sikat gigi yang dipakainya setelah 10 bulan pemakaian.

“Saya tidak menganjurkan untuk gonti-ganti (merek) sikat gigi, agar kita benar-benar mengenal gigi dan rongga mulut. Sebelum memilih sikat dan pasta gigi, kita harus mengenali gigi dan rongga mulut," ujar Melanie.

Selain pergantian sikat gigi yang terlalu lama, waktu menyikat gigi yang salah juga ikut berperan dalam menyebabkan gigi berlubang. "Waktu yang tepat menyikat gigi adalah setelah sarapan,” katanya.

Jadi Ompong Gara-gara Sembarangan Lakukan Pemutihan Gigi

Gigi Ku Bagus - Memiliki gigi yang putih dan bersinar kini bukanlah hal yang sulit. Kedokteran gigi yang semakin berkembang sudah mulai menangani pasien yang ingin memutihkan giginya untuk estetika. 

Di Indonesia tren memutihkan gigi pun sudah mewabah. Awalnya hanya para selebriti yang melakukan pemutihan gigi demi mendapatkan penampilan yang sempurna. Tapi kini, sudah banyak orang yang melakukan pemutihan gigi agar penampilannya lebih menarik. 

Ternyata, prosedur pemutihan gigi ini mulai mengarah pada kecanduan psikologis yang parah. Hal ini karena keinginan dari beberapa orang untuk memiliki senyum seperti artis Hollywood yang benar-benar memesona. 

Tak hanya di Indonesia, di Amerika, penjualan produk pemutih gigi telah meningkat sebesar 300 persen sejak tahun 1996. Bahkan pemutihan gigi yang berlebihan telah menjadi hal yang biasa. Fenomena ini pun dianggap para bahwa dokter gigi sebagai kecanduan psikologis. 

Orang-orang yang menjadi korbannya merasakan sensasi terbakar di gusi. Setelah diperhatikan ternyata mereka mengalami infeksi pada gigi. 

Meski gigi mereka sudah bisa dibilang putih, mereka tetap melakukan pemutihan gigi lagi. Tak tahu sampai seberapa putih. Mungkin seputih salju. 

Fenomena ini pun juga terjadi di Benua Eropa. Sebagai contoh, hampir sepertiga warga Inggris berusaha untuk memutihkan giginya. Penelitian yang dilakukan pekan lalu menunjukkan bahwa dokter gigi estetika mendapatkan lebih dari Rp 19 triliun pada tahun lalu. Jumlah itu lebih 22 persen dari pendapatan mereka pada tahun 2010. 

Jika prosedur ini dilakukan dengan benar, pemutihan gigi menjadi cara yang aman dan mudah untuk memperbaiki penampilan Anda. Namun, jika itu menjadi mode atau tren, pemutihan gigi dapat menyebabkan kerusakan enamel, masalah gusi, dan infeksi. Apalagi jika dilakukan tanpa mengacu pada peraturan dan menggunakan produk yang belum teruji. 

Karyawan bank dari London bernama Teresa telah memutihkan gigi sebanyak 27 kali dalam waktu 5 tahun. Beberapa waktu lalu, ia didiagnosis memiliki penyakit gusi yang serius dan enamel giginya rusak. 

Dokter berkata bahwa sebagian giginya harus ditanggalkan. Akibatnya, ia akan membutuhkan biaya yang besar untuk pemasangan implan. 

Meski mengalami kerusakan yang cukup parah pada gigi dan gusinya, Teresa masih yakin bahwa giginya belum terlalu putih jika membandingkannya dengan "gigi selebriti" yang secara teratur ia amati di majalah.

Yang Harus Dilakukan Ibu Hamil Saat Mengalami Sakit Gigi

Gigi Ku Bagus - Para ibu hamil cenderung mengalami masalah pada kesehatan mulutnya. Yang paling sering terjadi adalah masalah peradangan gusi atau gusi berdarah. 

Perempuan yang sedang mengandung memang rentan mengalami kedua masalah mulut tersebut. Menurut dokter gigi sekaligus GSK Oral Care Health Expert Marketing, Jehezkiel Maratua, peradangan gusi atau gusi berdarah terjadi akibat adanya gangguan hormonal. 

"Gusinya bengkak dan berdarah karena ada perubahan hormonal," kata dokter Eki, saat ditemui di kawasan Serpong, Tangerang. "Gusi itu jaringan lunak, ada pembuluh darah. Itu terpengaruh saat ada perubahan hormonal," ujarnya melanjutkan. 

Menurut Eki, jika hal ini terjadi si ibu hamil harus segera memeriksakan kondisinya ke dokter. Sebab, masalah kesehatan mulut tidak bisa disepelekan begitu saja karena nantinya akan merembet ke mana-mana. 

"Kalau mulutnya sakit, ibu hamil enggak makan. Ibunya sakit, janinnya juga sakit," kata Eki. "Mulutnya sakit, malas bersihin gigi, bakteri di mulut bisa masuk dalam tubuh. Ini bisa menyebabkan infeksi di mana-mana," ujarnya menambahkan. 

Eki menjelaskan, segala macam hal yang tertelan nantinya akan terbawa ke dalam darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Saat itulah bakteri yang berasal dari mulut bisa menginfeksi bagian tubuh lainnya. 

Untuk itulah ia menganjurkan para ibu hamil agar segera pergi ke dokter kandungan atau dokter gigi, jika terjadi permasalahan peradangan gusi maupun gusi berdarah. 

"Ada perawatan tertentu. Tidak boleh rontgen. Itu sebaiknya dihindari," katanya. "Kecuali ada peradangan denyut sampai bengkak. Obat-obatan juga tidak boleh sembarangan," ujarnya menjelaskan.

Rabu, 15 April 2015

Fenita Arie Tak Mau Ikut-ikutan Tren Veneer & Bleaching Gigi

Gigi Ku Bagus - Dunia kedokteran gigi berkembang sangat pesat. Dulu setiap orang yang pergi ke dokter pasti berkaitan dengan penyakit tertentu, misalnya gigi berlubang atau sekadar untuk cek kesehatan gigi secara rutin. 

Kini pergi ke dokter gigi tak berarti seseorang mengalami masalah gigi. Sejak beberapa tahun lalu, ilmu kedokteran gigi sudah berkembang ke arah estetika. Jadi tak hanya kesehatan, keindahan gigi pun bisa didapatkan dengan datang ke dokter gigi.

Mau gigi yang berantakan menjadi rapi, Anda bisa memasang kawat gigi. Mau gigi terlihat lebih putih, bisa dengan bleaching. Atau mau memperbaiki ukuran atau bentuk gigi, bisa juga dengan memasang veneer. 

Saat ini, bleaching dan veneer gigi memang sedang populer. Apalagi banyak public figure yang melakukan langkah ini demi menunjang penampilan. Hasilnya, tren gigi kelinci dengan warna gigi putih bersih pun sangat mewabah. 

Menjadi public figure yang juga butuh berpenampilan menarik, tidak membuat Fenita Arie ingin melakukan langkah seperti yang dilakukan selebritis lainnya. Fenita merasa giginya masih sehat dan tak perlu itu semua. 

"Gigi aku masih sehat. Aku tidak merasa membutuhkan itu sekarang, kata Fenita ketika ditemui usai acara konferensi pers bertajuk ‘Sensodyne Enjoy Tanpa Ngilu! Zone’ di Living World, Serpong, Sabtu (11/4). 

Menurutnya, tren seperti veneer lebih cocok untuk orang yang mempunyai masalah gigi. "Tren yang sekarang kayak pakai veneer gigi itu buat yang membutuhkan saja dan yang giginya sudah enggak enak dilihat," ujar. 

Untuk membuat tampilan giginya lebih bagus, Fenita pun lebih suka menggunakan pasta gigi saja. "Sekarang kan ada pasta gigi yang bisa buat whitening. Aku pakai itu saja."

Ia mengaku takut untuk melakukan tindakan estetika gigi karena dulu ia sempat mengalami masalah pada gigi, berupa ngilu. "Dulu kirain gigi berlubang. Ternyata pas dicek bukan, tapi gusinya turun, emailnya menipis. Makanya ngilu," kata istri dari Arie Untung itu. 

Pernah merasakan gigi ngilu yang luar biasa sakitnya, Fenita pun enggan melakukan veneer atau bleaching yang juga bisa membuat gigi ngilu. 

"Banyak kejadian, teman aku mengalami ngilu berlebihan. Soalnya giginya dikikir dan dikecilin kan. Aku takut nanti di usia lanjut pasti akan terasa sekali efeknya," ujar Fenita.

Maia: Gigi Bolong Bisa Sebabkan Kematian

Gigi Ku Bagus - Artis Maia Estianti merasa takut jika sampai giginya berlubang. Ia mendapat pelajaran dari seorang dokter gigi jika gigi berlubang bisa sebabkan kematian.

"Tante saya seorang dokter gigi, katanya gigi bolong itu bisa menyebabkan kematian. Jadi jangan sampai gigi kita bolong," kata Maia, saat ditemui di Hotel Double Tree , Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (14/4/2015).

Mantan istri Ahmad Dhani itu pernah mengalami masalah di seputar gusinya sehingga menyebabkan migrain setiap hari.

"Aku tanya ke tante aku mungkinkah ini dari gigi dan ternyata bener," katanya, "Pas, saya cek ada gigi saya  yang tumbuh di bawah syaraf. Setelah dioperasi, migrain ilang."

Maia mengaku tidak masalah giginya dicabut selama alasannya bisa bikin tubuhnya sehat. Beberapa giginya sudah dicabut sehingga tersisa 27 gigi.

"Dari kecil suka cabut gigi sampai akhirnya terakhir aku dioperasi gigi pas tiga tahun yang lalu," cerita Maia.

Ini Cara Menyikat Gigi yang Benar

Gigi Ku Bagus - Cara menyikat gigi sering dianggap sepele oleh sebagian orang. Hal ini terbukti pada hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2014 yang menyatakan dari 90 persen masyarakat Indonesia yang menyikat gigi, hanya 2,5 persen yang melakukannya dengan benar. 

Padahal cara menyikat gigi sangat penting untuk mendapatkan gigi yang sehat. Hal ini disampaikan Profesor Dr drg Melanie S. Djamil, MBiomed, dari Fakultas Kedoktean Gigi Universitas Trisakti pada peluncuran kampanye 'Ayo Ganti Pakai Formula' di Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Ditambahkan, kesadaran masyarakat Indonesia untuk menyikat gigi memang tinggi, sayangnya kasus gigi berlubang masih menjadi masalah bagi banyak orang.

"Masalah gigi berlubang masih menjadi masalah pada 72 persen masyarakat Indonesia. Hal ini bisa disebabkan oleh cara menggosok gigi yang tidak tepat ataupun terlalu cepat," kata Prof Melanie.

Prof Melanie juga mengatakan bahwa saat menyikat gigi sapuan sikat harus bergerak dari atas ke bawah untuk agar bisa menjangkau sisa-sisa makanan di bagian tersulit.

"Menyikat gigi arahnya harus bergerak dari atas ke bawah dan membentuk sudut miring 45-50 derajat seperti mencongkel. Lalu dengan gerakan memutar, mulut kita harus nutup atau mingkem. Kepala sikat gigi di permukaan gigi paling ujung," imbuhnya.

Bicara soal waktu, Prof Melanie menyarankan untuk menyikat selama 10 menit atau 10 detik per satu buah gigi. Hal ini bertujuan agar semua permukaan gigi terjangkau sempurna dengan sikat dan kandungan dalam pasta gigi meresap pada gigi. Ia juga menyarankan untuk memilih sikat gigi berbulu lembut dan pasta gigi yang disesuaikan dengan kondisi gigi seseorang.

"Kalau gigi berlubang pilih pasta gigi khusus gigi berlubang, jangan pakai yang sensitif karena masalahnya tidak akan teratasi. Pilih juga sikat gigi yang kepalanya well rounded, sehingga menjangkau bagian terujung sekalipun," pungkasnya.