Kamis, 16 April 2015

Jadi Ompong Gara-gara Sembarangan Lakukan Pemutihan Gigi

Gigi Ku Bagus - Memiliki gigi yang putih dan bersinar kini bukanlah hal yang sulit. Kedokteran gigi yang semakin berkembang sudah mulai menangani pasien yang ingin memutihkan giginya untuk estetika. 

Di Indonesia tren memutihkan gigi pun sudah mewabah. Awalnya hanya para selebriti yang melakukan pemutihan gigi demi mendapatkan penampilan yang sempurna. Tapi kini, sudah banyak orang yang melakukan pemutihan gigi agar penampilannya lebih menarik. 

Ternyata, prosedur pemutihan gigi ini mulai mengarah pada kecanduan psikologis yang parah. Hal ini karena keinginan dari beberapa orang untuk memiliki senyum seperti artis Hollywood yang benar-benar memesona. 

Tak hanya di Indonesia, di Amerika, penjualan produk pemutih gigi telah meningkat sebesar 300 persen sejak tahun 1996. Bahkan pemutihan gigi yang berlebihan telah menjadi hal yang biasa. Fenomena ini pun dianggap para bahwa dokter gigi sebagai kecanduan psikologis. 

Orang-orang yang menjadi korbannya merasakan sensasi terbakar di gusi. Setelah diperhatikan ternyata mereka mengalami infeksi pada gigi. 

Meski gigi mereka sudah bisa dibilang putih, mereka tetap melakukan pemutihan gigi lagi. Tak tahu sampai seberapa putih. Mungkin seputih salju. 

Fenomena ini pun juga terjadi di Benua Eropa. Sebagai contoh, hampir sepertiga warga Inggris berusaha untuk memutihkan giginya. Penelitian yang dilakukan pekan lalu menunjukkan bahwa dokter gigi estetika mendapatkan lebih dari Rp 19 triliun pada tahun lalu. Jumlah itu lebih 22 persen dari pendapatan mereka pada tahun 2010. 

Jika prosedur ini dilakukan dengan benar, pemutihan gigi menjadi cara yang aman dan mudah untuk memperbaiki penampilan Anda. Namun, jika itu menjadi mode atau tren, pemutihan gigi dapat menyebabkan kerusakan enamel, masalah gusi, dan infeksi. Apalagi jika dilakukan tanpa mengacu pada peraturan dan menggunakan produk yang belum teruji. 

Karyawan bank dari London bernama Teresa telah memutihkan gigi sebanyak 27 kali dalam waktu 5 tahun. Beberapa waktu lalu, ia didiagnosis memiliki penyakit gusi yang serius dan enamel giginya rusak. 

Dokter berkata bahwa sebagian giginya harus ditanggalkan. Akibatnya, ia akan membutuhkan biaya yang besar untuk pemasangan implan. 

Meski mengalami kerusakan yang cukup parah pada gigi dan gusinya, Teresa masih yakin bahwa giginya belum terlalu putih jika membandingkannya dengan "gigi selebriti" yang secara teratur ia amati di majalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar